Pages

Senin, 10 Februari 2014

Dua Lautan Tak Bercampur


Seorang Oceanografer berkebangsaan Prancis, Jaques Yves Cousteau, telah mengungkap tentang pertemuan dua laut yang tidak bercampur. Ia meneliti pertemuan Samudra Atlantik dan laut  Mediterania yang tidak bercampur satu dengan yang lain. Penelitian ini dilakukannya ketika melakukan eksplorasi di bawah laut. Ia menemukan  kumpulan mata air tawar yang tidak bercampur dengan air laut. ”Seolah-olah ada dinding yang membatasi kedua aliran air itu, ”ujarnya. Sang ilmuwan pun mencoba mempelajari ilmu kelautan untuk memecahkan misteri tentang fenomena ganjil tersebut, namun tak pernah membuahkan hasil. Ia pun menceritakan hal ganjil itu kepada seorang profesor muslim. Terkejutlah Cousteau ketika sang profesor muslim menceritakan bahwa fenomena itu telah dijelaskan Al-Quran 14 abad silam.

Laut BiruBiru cerah = Mediterania | Biru gelap = Atlantik
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.”(QS Ar-Rahman:19-20). Lalu dalam ayat lain disebutkan “Dan Dialah (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), yang satu tawar dan segar dan yang lainnya asin. Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus.” (QS Al Furqan:53).
Terpesonalah Costeau mendengar ayat-ayat Al-Quran itu. Kekagumannya terhadap ayat suci Alquran itu melebihi kekagumannya akan pemandangan laut dalam yang pernah dilihatnya. Menurut dia,  mustahil jika Al-quran disusun oleh Muhammad SAW. Sebab, pada zaman itu belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Costeau pun dikabarkan masuk Islam secara diam-diam, atas kekagumannya pada Al-Quran yang mengungkapkan fenomena alam ini. Jaques Cousteau meninggal Rabu 25 Juni 1997. Sayangnya, dengan kerahasiaan Islamnya, banyak orang terdekatnya yang tidak tahu. Ia dikabarkan dimakamkan di Katedral Notre Dame di Paris.
selat-gibraltarSelat Gibraltar
Dua lautan yang tidak bercampur itu terletak di Selat Gibraltar, selat yang memisahkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negara Maroko dan Spanyol.
Penjelasan secara ilmiah tentang laut tersebut sebagaimana berikut : Arus Selat Gibraltar memang sangat besar di bagian bawahnya. Hal ini dikarenakan perbedaan suhu, kadar garam, dan kerapatan air(density)nya. Air laut di Laut Tengah (Mediterania) memiliki kerapatan dan kadar garam yang lebih tinggi dari air laut yang ada di Samudera Atlantik. Menurut sifatnya, air akan bergerak dari kerapatan tinggi ke daerah dengan kerapatan air yang lebih rendah. Sehingga arus di selat Gibraltar bergerak ke barat, menuju Samudera Atlantik. Lalu apakah air ini akan bercampur dengan air di Samudera Atlantik ?
TIDAK !!! Lho ?? Ternyata ketika air laut dari Laut Tengah menuju Samudera Atlantik, mereka tidak bercampur. Seakan ada sekat yang memisahkan kedua jenis air ini. Bahkan batasan antara kedua air dari dua buah laut ini sangat jelas. Air laut dari Samudera Atlantik berwarna biru lebih cerah, sedangkan air laut dari Laut Tengah berwarna lebih gelap. Inilah keajaiban alam. Tidak hanya itu yang aneh dari perilaku kedua air laut ini. Ternyata, air laut dari Laut Tengah yang tidak mau bercampur dengan air laut dari Samudera Atlantik ini menyusup dibawah air laut yang berasal dari Samudera Atlantik. Air dari Laut Tengah ini menyusup di bawah air dari Samudera Atlantik di bawah kedalaman 1000 meter dari permukaan Samudera Atlantik.
Adapun penjelasan yang lain sebagai berikut : Air laut dari Lautan Atlantik memasuki Laut Mediterania atau Laut Tengah melalui Selat Gibraltar. Keduanya mempunyai karakteristik yang berbeda, suhu air berbeda, dan kadar garamnya berbeda. Kerapatan air (density) pun berbeda. Waktu kedua air itu bertemu di Selat Gibraltar, karakter air dari masing-masing laut idak berubah.
Laut 1Bukti kekuasaan Allah diatas permukaan bumi
Sifat lautan ketika bertemu, menurut modern science, tidak bisa bercampur satu sama lain. Hal ini telah dijelaskan oleh para ahli kelautan. Dikarenakan adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah kedua air dari lautan tidak becampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka. Air laut Mediteranian, yang berwarna biru tua, menyusup sampai kedalaman 1000m dari permukaan laut, di lautan Atlantik dan terus masuk sejauh ratusan km di lautan Atlantik dan tetapi tidak berubah karakteristiknya. Subhannallah Azza Wa Jalla.
Al-Quran sudah menyebutkan dan membuktikan fenomena ini 14 abad yang lalu, dan ilmu pengetahuan modern mengungkapkannya pada abad 20. Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan? Maha benar Allah Yang Maha Agung.

0 komentar:

Posting Komentar